Kitab pĕmbatjaän : bagi anak-anak sĕkola jang dipindahkan kapada bĕhasa mĕlajoe
52
marah, sEhaja tiada main di djalan, melainkan membatja dahoeloe akan kitab, sebab amat saseka tjariteranja: sebab itoe kasijangan sthaja poelang dari pasar.”
Tatkala iboenja menengar kata jang dtmikian, sangat soesah hatinja, laloe pergilah ija masoek biliknja, meminta doi, katanja: ,Ja Allah! Ja Toehan! kasehankanlah kiranja, soepaja anakkoe djadi ija masoek sekola lagi. Amin.”
Ditjariterakan pada sakali peristewa si Main tengah poelang dari pasar, doedoeklah ija di pinggir djalan sapcrti bijasanja, membatja kitabnja. Kabetoelan ada saorang bangsawan melaloei disana. Tatkala orang itoe melihat, ada anak tengah metmbatja, maka heranlah ija, s&bab dilihatnja anak itoe boekan anak orang bangsawan, melainkan anak orang miskin, dan adatnja anak-anak itoe bijasanja saharihari soeka main-main di djalan, soeka mengganggoe akan binatang, tatapi djarang sakali ada anak jang soeka m&mbatja. Sebab itoe berkatalah orang bangsawan itoe dalam hatinja: Heran ini anak bagitoe radjin membatja.” Satelah itoe mengampirilah ija akan anak itoe. Tatkala si Main melihat ada saorang bangsawan jang me€ngampiri dija, d&ngan sigerahnja ija bangoen, hendak metngandjoerkan dja- lannja.
Maka kata orang bangsawan itoe: ,He anak! nanti dahoeloe! djangan larat berdjalan, 'koe soeka bertanja da-
hoeloe.” Kata lagi orang bangsawan itoe: Bagimana, ingkau soeka membatja?” Djawab Si Main, seraja mtnjembah dan gemetar: ,Soeka sakali, toewan!” Kata lagi
orang bangsawan: Bagimana, apa @ngkau lagi s&kola?” Djawab si Main: , Waktoe dahoeloe, tatkala bapa lagi hidoep,